[KE]SUPEN

Keluarkan Suara Pendidikan

 

FKIP UNTIDAR – Pada hari Sabtu, 4 Mei 2019 mahasiswa FKIP mengeluarkan suaranya mengenai pendidikan di tahun 2019. Acara ini diadakan oleh Bidang Kajian Strategis dan Politik BEM FKIP 2019 dengan mengusung tema “Esensi Pendidikan”, yang dimulai pada pukul 16.00 WIB di Lantai 2 Lobby FKIP Universitas Tidar.  Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Selain untuk memperingati, kegiatan ini juga sebagai refleksi diri serta wawasan mengenai Pendidikan di Indonesia. Pemantik dalam kegiatan ini adalah Ridwan Setyo ( DPM FKIP 2018).

Acara [KE]SUPEN yang mengusung tema “Esensi Pendidikan” tidak hanya membahas tentang tema tersebut, melainkan juga membahas mengenai Hakikat Pendidikan, Sistem Pendidikan, dan Permasalahan Pendidikan di Indonesia. Kegiatan ini dihadiri oleh Bagas Yudha Yudhistira (Ketua BEM FKIP 2019), Mafroh Abdul Aziz (Wakil Ketua BEM 2019), Nana (Ketua Kastratpol BEM FKIP 2019), Anggita (Anggota Kastratpol BEM FKIP 2019), Rosi (Ketua Devisi Kesma BEM FKIP 2019), Ika (Anggota PPSDM BEM FKIP 2019), Dea (Anggota Jaker BEM FKIP 2019), Fido (Anggota EDSA 2019), dan mahasiswa FKIP lain.

Adapun suara mahasiswa FKIP yang menyinggung mengenai Sistem Pendidikan di Indonesia, ia membandingkan Sistem Pendidikan di Indonesia dengan Sistem Pendidikan di Finlandia yang memiliki sistem pendidikan terbaik. Hal ini memang tidak bisa disamakan, karena Indonesia adalah negara kepulauan yang masyarakatnya heterogen. Kemudian permasalahan pendidikan, pada intinya kualitas pendidikan di Indonesia sendiri adalah salah satu penyebab tidak terpenuhinya Anggaran Pendidikan 20% dari APBN. Kualitas Pendidikan di Indonesia yang masih minim dan belum merata ini sering menjadi tolak ukur untuk generasi muda yang akan meneruskan bangsa ini. Jika kualitas pendidikan yang didapat tidak maksimal, lalu bagaimana caranya agar generasi muda dapat mengarahkan bangsa ini ke bangsa atau negara maju? Semua itu tidak bisa terlaksana jika tidak bisa mengubah kualitas pendidikan Indonesia menjadi lebih baik. Selain itu, gaji guru di Indonesia juga masih terbilang sangat kecil. Hal ini tidak sebanding dengan jasa dan kerja keras mereka untuk mencerdaskan anak-anak bangsa. Guru memang pahlawan tanpa tanda jasa, tetapi jika gaji yang diperolehnya masih terbilang sangat kecil, akan sangat minim kemauan mereka untuk menjadi guru. Dari suara-suara atau pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa pendidikan memiliki cakupan yang cukup luas dalam proses memanusiakan manusia agar menjadi manusia yang insani.

Diskusi mengenai Pendidikan 2019 di Indonesia pun berakhir dengan sesi foto bersama. Adapun harapan untuk kelanjutan kegiatan ini adalah tetap diadakannya diskusi seperti ini dengan membahas masalah pendidikan yang lebih spesifik agar kita bisa menjadi mahasiswa yang lebih peka, kritis, dan tanggap terhadap pendidikan di negara kita.

More Information :

Ukthina Al Mumtahanah (085810008514)

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *